Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Sunday, July 17, 2011

Kesalahan yang Tak Usah dipersalahakan

di dalam sebuah keputusan, pasti tersimpan konsekuensi sesuai kadarnya masing-masing. penyesalan selalu datang di akhir. kata-kata klasik yang terhujat saat melakukan hal yang terlambat. terkadang keputusan itu ditentukan diluar akal sehat kita, namun biasanya hanya orang terdesak yang memilih jalan tersebut. untuk beberapa hal pilihan selalu menghadirkan sebuah kebingungan yang di dalamnya tersimpan rayuan serta godaan. hanya orang-orang yang tak berfikir panjang yang akan salah memilih. setelah salah memilih, kita hanya bisa terdiam merenungi kesalahan kita dan hal itu SALAH. tidak seharusnya kesalahan itu dipersalahkan atau menyalahkan diri atas kesalahan yang tak salah.

banyak orang salah dan tak ingin belajar dari kesalahan tersebut, namun hanya sedikit orang yang mampu melihat hal positif dalam setiap kejadian. Allah tidak tidur, sahabat. Allah tahu apa yang dibutuhkan makhlukNya. rencana Allah jauh dan jauh lebih sempurna daripada rencana kita. kita hanya tinggal berusaha. apabila kita sudah lelah berusaha, istirahatlah sejenak lalu lanjutkan kembali karena Allah tak pernah menyukai orang yang berputus asa.

mulai detik ini, menit ini, jam ini, dan malam ini buang jauh-jauh fikiran negatif tentang sebuah kesalahan memilih atau menghujat Allah yang tidak-tidak. karna Allah senantiasa merangkul hambaNya yang selalu bersyuur akan segala keputusanNya. semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang selalu bersyukur :)

ALHAMDULILLAH

sebuah titik

Ada saat dimana saya bingung melihat keadaan nyata yang terjadi. Dilema mungkin iya. Secara visual, Anda tampak masih seperti apa yang saya tahu. Sikap Anda sangat membuat saya terperosok ke dalam masa itu. Kenapa Anda melakukan hal ini? Hal yang membuat saya bingung karena secara tertulis pribadi Anda lenyap termakan angin. Pergi dalam sekejap.

Saya kembali menatap kenyataan. Senyum Anda masih mampu menyirami taman hati ini sehingga saya pun ikut tersenyum. Namun tiba-tiba sekali Anda menggantikan senyum saya dengan sayatan yang mereka namakan kecewa. Mungkin Anda takkan tega apabila Anda berada dalam posisi saya. Saya pun tidak membutuhkan belas kasihan Anda karena saya hanya membutuhkan kesadaran hati anda saja. Di sini saya selalu menganggap bahwa diri saya adalah teman sejati saya, karena hanya diri saya sendiri yang selalu setia menemani saya ketika saya sedang sendiri.

Titik.