Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Sunday, October 6, 2013

Ciyeeeee salah Orang ya? Malu Tuuuh~

Kyaaaaaaaaaaaaa 
yow yow yow, whats up yow?

Sudah lama sekali tidak menggunakan bahasa bebas lagi. Ini postingan selingan diantara jurnal-jurnal refleksi selama gue mengajar kemarin.

Pernah gak sih kalian salah orang? Kapan? Dimana? Siapa korbannya? Kenapa bisa salah orang? Bagimana ceritanya? Ciaelah adiksimba (5W + 1H).

Entah kenapa beberapa hari ini sering banget kejadian salah orang. Memang bukan gue pelakunya. Tetapi temen-temen gue dan gue pernah jadi salah satu orang yang jadi korban. Oke, karena gue menyukai sesuatu yang kronologi. Maka, gue akan menceritakan mulai dari hari yang paling awal dulu.

Wednesday, October 2, 2013

Mereka 'anteng' meski hanya 20 menit

KELAS 8C, TANGGAL 28 AGUSTUS 2013
Pertemuan keenam di kelas 8C diisi dengan materi baru. Sama halnya dengan kelas 8A pada hari senin, saya akan mengajar keterampilan berbicara, berwawancara. Kemarin, saya diberi masukan oleh guru pembimbing untuk menggunakan video untuk memberikan contoh berwawancara. Maka kemarin, saya mencari sebuah video wawancara di youtube dan mengunduhnya. Metode yang akan digunakan pada dasarnya sama saja, namun ada beberapa tambahan materi untuk kelas 8C.

Sebelum masuk di kelas 8C (jam pelajaran ke-6 dan 7), saya masuk 8A (jam pelajaran ke-5). Suasana yang berbeda selalu saya rasakan di kelas ‘super’ tersebut. Saya masuk kelas pada jam istirahat, karena harus mempersiapkan LCD terlebih dahulu. Saya tidak ingin masalah teknis akan mengurangi jam mengajar saya. Meskipun konsekuensinya perut saya meraung meminta diisi.

Pada bagain apersepsi, siswa mulai anteng, tumben sekali. Lalu, saya mengatakan pada mereka untuk tidak mencatat ketika saya sedang menjelaskan, karena nanti akan saya membagikan print-out materi pada mereka. Ya, saya sering sebal ketika saya menjelaskan, tetapi siswa sibuk dengan mencatat. Selain itu, memberikan print out materi merupakan hal penting untuk memenuhi jam mengajar yang efektif dan kondusif. Siswa mulai terdiam selama saya menjelaskan, dan hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya. Saya merasa dihargai. Saya merasa bahagia yang tidak jelas meskipun hanya 20 menit.

Tiba saatnya pembagian kelompok, saya meminta siswa untuk berkelompok sebanyak 4 orang. Mereka protes karena jumlah siswa adalah 35 orang. Memang seharusnya dibagi 7 kelompok, tetapi guru pembimbing menyarankan 4 orang. Saya pikir juga hal tersebut akan efektif. Tetapi pada kenyataannya, siswa kelas 8C sulit sekali diatur. Ego mereka tinggi sekali. Sekitar 10 menit dihabiskan hanya untuk membagi kelompok. Pada dasarnya bisa saja membagi lebih cepat, yakni saya yang membagi sesuai urut absen. Tetapi, pastilah akan mendapat protes besar-besaran dari siswa. Di dalam kelas tersebut, ada sebuah gank yang terdiri atas 6 orang perempuan, mereka sulit sekali diatur. Mereka menspesialkan diri mereka, tidak ingin berbaur dengan siswa lain. Maka ketika harus berkelompok sebanyak 4 siswa, mereka memilih 3 orang saja, agar mereka bisa berpisah secara adil.  Akhirnya saya mengatakan pada siswa laki-laki yang belum mendapat kelompok, “karena siswa yang putri sulit diatur, saya meminta pengertian pada yang putra untuk segera bergabung. Oke, tidak apa-apa apabila harus berlima.” Saya merasa kalah dengan siswa. Disinilah kegalauan saya sering muncul, antara menuruti ego siswa atau sesuai dengan RPP tapi pembelajaran kurang kondusif.

Pada akhir pembelajaran, untuk pertama kalinya saya menggunakan pos komentar seperti pada mengajar mikro di kampus. Siswa senang sekali mendapat kertas seperti itu. Lantas beberapa menit kemudian mereka mengumpulkannya lagi kepada saya. Secara keseluruhan, mereka menuliskan bahwa hari ini menyenangkan, meski saya sedikit galak. Memang terkadang galak dan tegas itu beti, beda tipis.

Pelajaran yang dapat saya ambil hari ini tentang pembagian kelompok adalah mereka memilih sendiri kelompoknya, tetapi dengan sebuah aturan. Mungkin akan lebih baik dengan cara diundi nomor urut kelompok, meski konsekuensinya hal tersebut akan memakan waktu yang lebih lama.