Pernah gak pada suatu pagi, di saat lu bangun tidur. Terasa nyesek banget? Bukan nyesek karena (maaf) suatu penyakit. Tapi lebih karena batin. Iya, temen gue (gue pun meng-amin-kan) merasakan hal yang serupa di kala bangun tidur. Bedanya, temen gue cuma kerasa nyesek setiap hari senin, dan gue hampir setiap hari.
Setiap manusia diberikan waktu yang sama oleh Tuhan, 24 jam. Hanya orang-orang yang mampu memanfaatkan waktu yang sama tersebut yang akan menjadi pemenang. Waktu terasa terlewatkan begitu saja, sia-sia.
Jujur, semester ini sebenarnya tidak terlalu banyak beban mata kuliah. Hanya 8 sks, 4 mata kuliah. Itulah enaknya jadi mahasiswa tingkat akhir. Namun, dibalik keringanan itu terdapat beban yang dipikul, terasa berat sekali. Tagihan skripsi.
Sampai tulisan ini diketik pun, belum sejengkal pun gue nemuin dosen pembimbing. Padahal, dosen pembimbing telah ditentukan sejak awal semester ganjil ini. Sudah lama, dan gue masih "diam di tempat". Sungguh alasan yang tidak bijak sekali bukan kalau gue bilang "gak ada waktu"?
TANYA KENAPA?
Jujur, semester ini sebenarnya tidak terlalu banyak beban mata kuliah. Hanya 8 sks, 4 mata kuliah. Itulah enaknya jadi mahasiswa tingkat akhir. Namun, dibalik keringanan itu terdapat beban yang dipikul, terasa berat sekali. Tagihan skripsi.
Sampai tulisan ini diketik pun, belum sejengkal pun gue nemuin dosen pembimbing. Padahal, dosen pembimbing telah ditentukan sejak awal semester ganjil ini. Sudah lama, dan gue masih "diam di tempat". Sungguh alasan yang tidak bijak sekali bukan kalau gue bilang "gak ada waktu"?
Setelah nyesek pas bangun tidur, gue juga jadi nyesek kalau lihat foto orang tua, inget orang tua, dan hal-hal yang berhubungan dengan orang tua. Terasa dikejar-kejar karena utang. Emang bener sih, utang kewajiban. Toh, gue juga udah ambil skripsi dari semester 7 ini sih. Gue jadi super sensitif melebihi merek tespack.
Gue jadi inget kejadian sekitar 2 minggu yang lalu. Hari itu, akhir bulan, gue lupa tanggal berapa. Duit gue di ATM limit, di ambang batas sewajarnyalah, meski bisa dikatakan itu masih cukup. Tapi tetep aja hati gue gak tenang. Jadi, malam itu gue kode ke bapak gue. Gue sms pake salam yang sopan, nanya kabar. Terus laporan keuangan deh. Beberapa hari kemudian, gak ada respon. Ah, kode gue gak kebaca atau bapak gue yang lupa? Sampai akhirnya gue WA si teteh, nyuruh bapak baca kode gue. Sehabis isya, ternyata bapak langsung ngirim. Dasar pikun. Gue selalu lupa untuk sms bapak untuk bilang "terima kasih" atau karena gue anak yang gak tau terima kasih? Oh :( tidaaaaaaaak.
Sebuah percakapan terselip di sela-sela telponan dengan bapak.
Bapak: "dek, gimana? udah mulai?"
gue: "hah? apa? oh, masih di judul."
Bapak: "masih dijudul aja dari dulu? kapan penelitiannya?"
gue: "eum, ade masih harus nyari referensinya dulu. cari teorinya gitu, pak."
Lihat! Apa yang bisa gue lakukan? Gue cuma bisa ngeles. Ini sungguh beban mental. Bagaimana tidak? Gue tau, secara gak langsung gue sedang dibandingkan dengan si teteh yang bulan Desember udah kelar, Januari sidang, Juli wisuda (gak kebagian kursi yang gelombang sebelumnya). Iya, harusnya gue emang lebih memerhatikan tentang hal ini.
JADI, SELAMA INI LO NGAPAIN AJA DI WAKTU SENGGANG?
Waktu gue terbuang percuma selama berjam-jam. Kerjaan gue ya cuma nonton, makan, main, kuliah aja cuma 4 kali doang, pacaran, dan hal-hal yang gak berguna lainnya. Gue tau, gue sedang membangun habbit yang buruk. Maka, ketika mulai disinggung-singgung oleh dosen, gue mulai berpikir. Gue gak bisa kayak gini terus. Mahasiswa tingkat akhir memang banyak cobaannya. Dan yang paling tidak mengenakkan adalah boros. Maka, sekarang gue lagi memprogram hidup gue agar tidak boros. Harus pandai memilah dan menabung. Membeli barang yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Okesip.
Dan sebenernya alasan kesensitifan gue selama ini, terletak pada itu. Beban skripsi. Susah memang untuk mengawali suatu hal semacam itu. Tapi, gue harus! Gue butuh dukungan. Bukan dukungan untuk tetap menunda, tapi dukungan untuk melangkah. Jangan mentang-mentang dosen pembimbing pernah ngasih nilai C ke gue, dan gue jadi diem di tempat. Ah, hal ini tak boleh dibiarkan.
SEMANGAAAAAAAAAAT PIT!!!!
uyeeaaaaaaaaaaaaaaaaah~