Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Thursday, December 2, 2010

itu DULU !!

terukir jelas jejak celotehnya
kala senda gurau bergeriliya
menjamah ukiran kalbu yang terkoyak
kau tancapkan pandangannya padaku
teduh, nyaman dan menusuk
terpatri senyum dalam buaian kasih
senyum itu yang menggerayangi matahari dan bulanku
aku jatuh berdebam dalam cakrawala hatinya
yang dulu selalu aku hitung gemericik tetesnya
tertuju padaku
DULU !!

misteriku

dalam heningku
jiwa ini membisu
dalam heningku
raga ini tetap membeku
terdiam dan terpaku
kala tawamu tak lagi terdengar
kala senyumanmu tak lagi tampak
ketika langkahmu tak lagi berpijak
ketika matamu tak lagi terbuka
kemana aku harus bertanya?
kemana ku cari jawab?
KEMANA?
kenyataan menampar khayalan
ku lihat dirimu disana
tak bernyawa lagi

Sunday, November 21, 2010

fakta klise

aku berdiri tanpa topangan, tanpa pijakan dan tanpa tujuan. untuk sekarang ini hanya itu yang dapat aku deskripsikan tentang bagaimana aku. hidup adalah proses dan proses itu membutuhkan waktu yang tak singkat. terkadang aku jatuh, aku merasa sendiri dan tersudut untuk sebuah alasan yang tidak aku mengerti. Ya, hanya menjadi sebuah mozaik misteri. ketika aku mulai menyelami dunia baru, aku bingung. ada banyak rintangan yang menantangku, ada banyak hal yang belum ku ketahui. kemana harus ku melangkah? DEPAN. Ya, memang ke depan, tapi apa yang harus aku lakukan? bagaimana jika aku tersandung atau bahkan tersesat?an
aku ingat, aku tidak sendiri, masih ada ALLAH yang selalu menjagaku. aku sadar itu, dan ada doa orang tuaku yang selalu mengiri setiap jejak langkahku dan ada teman-temanku yang senantiasa menggenggam erat tanganku dan memegang pundakku saat aku terpuruk.
mungkin satu-satunya hal yang membuat aku tegak adalah sebuah catatan dari secarik kertas putih yang diatasnya tertoreh tulisan yang membuatku tenang, membuat rasa rindu ini menggebu, tulisan yang sudah tak asing lagi sejak aku kecil, tulisan yang selalu aku kagumi dengan caraku. ya, itu tulisan ibuku yang mencoba memberikan semangat pada anak keduanya. aku akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu, IBU juga seluruh keluargaku. karna aku sayang kalian.
melow, tanpa arah, jatuh, bangkit, sebuah fakta klise yang kian menghampiri dan hinggap hampir disetiap waktu yang aku telan selama hidupku. namun aku akan buktikan pada 'malampir' bahwa aku bisa lebih dari dia, suatu saat.

Wednesday, September 1, 2010

UPDATE Lagiiiii .... !!!!

Lamaaaaaa banget gak update blog lagi, kangen juga. Udah lama gak tulis tulis disini. Hmhm, kali ini aku pengen cerita tentang kisah mandiriku, ini aku tulis supaya nanti aku gak lupa. He he , suka jadi pikun juga sama pengalaman sendiri. Kali ini subjeknya udah diganti, bukan lagi GUE tapi AKU. Karena kalau di Jawa or Jogja tuh pakenya aku-kamu, bukan gue-lu. Meski rada geli juga kalau denger cowok bilang aku-kamu ke temen cowoknya. Hi hi hi

Hari itu, tepat tanggal 25 aku menapakkan kakiku di kota pelajar (lagi) bersama keluarga tercintaku. sewaktu masih di rumah ingin segera aku pergi kesana, karna aku sudah penat dengan kehidupan di tempat kelahiranku yang hanya itu itu saja. Tapi saat sampai disana agak terasa asing juga, meski aku sudah pernah tinggal disana selama 10 hari. Disana aku hanya mengenal satu orang temen yang notabenenya temen kost yang selama 10 hari hidup bareng karena kita satu kamar. Sebut saja DWI, (emang namanya Dwi sih, he he). Dia di Jogja lebih awal beberapa hari daripada aku, karena dia ada TM buat OSPEK.
Huuuh, perjalanan yang memakan berbelas-belas jam membuatku terpikat untuk segera menghempaskan tubuh ini ke kasur (gak) empuk.Tapi, kenyataan berkata lain, hari itu aku hijrah kamar kost dari nomor 6A ke 3A, karena 6A sekarang telah resmi jadi milik Dwi (tapi bukan berarti aku diusir Dwi lho!!). Pokoknya pikiranku yang pengen tidur enak tadi itu buyar seketika, karena harus benahin kamar yang masya allah-naudzubillahi min dzalik kotor buangeet. Huft!! Aku kira udah dibersihin, jadi aku gak perlu kerja ekstra gitu. Akh, sempet ragu juga kalau aku bakal betah stay di kamar itu, soalnya mojok dan kurang terjamah serta deket jalanan yang kadang berisik. Tapi ada bisikan dari arah kanan tubuhku “Syukuri aja viet”. Right, beresin kamar dibantu parents juga. Pas dzuhur udah beres, aku udah mandi dan siap tidur. Eh, gak bisa tidur juga, alhasil maen deh ke (mantan) kamarku alias kamarnya Dwi.
Sore hari tiba, inilah saat-saat yang paling berat banget yang pernah aku alami selama 17 tahun ini. Orang tuaku harus pulang lagi ke rumah, sediiiiiiiiiiihhh banget. Ibu aja sampe mau nangis. Aduh, trenyuh banget, secuek-ceuknya diriku ini, paling gak bisa lihat ibu nangis gitu. Tapi, aku coba sok tegar dan dewasa, berusaha meyakinkan beliau lewat sikapku yang terkesan dipakasakan ‘aku gak boleh nangis dan cengeng’. Right, BERHASIL !! Aku gak nangis tuh sampe mobil mereka hilang dari pandangan mataku. Akhirnya, balik ke kamar dan akhirnya, nangis juga, (tapi dikit kok, suerr deh). Dalam fikiranku saat itu, ‘apa aku bisa bertahan disini? Berapa lama? Satu detik? Satu menit? Satu jam? Satu hari? Satu minggu? Atau satu bulan? Gimana ntar pas puasa? Siapa yang bangunin? Aku bisa bangun pagi tanpa kelewat shalat subuh gak?'. Aku telan lagi semua pertanyaanku dan aku jawab dalam hari dengan segenap keyakinan ‘AKU BISA dan HARUS BISA’. Yeaaah, lumayan juga, cukup membantu menumbuhkan benih semangat untuk hidup mandiri dan konsisten menerima konsekuensi yang udah diambil. Dan mungkin karena efek kecapean itu, akhirnya aku bisa tertidur pulas malam itu, kenyataan pun telah membuktikan bahwa aku mampu bertahan hidup mandiri selama satu bulan. Alhamdulillah

Tuesday, July 13, 2010

Thanks, Bagas .. !!



Pagi itu aku terbangunkan oleh sinar mentari yang masuk lewat jendela disebelah Timur kamarku sehingga terpantulkan cermin tepat ke arah wajahku yang tertutup selimut. Cahayanya begitu menyilaukan. Hari ini menjanjikan sebuah kecerahan, mungkin ini gantinya hari kemarin yang hujan. Aku menarik kasar handuk yang dikaitkan di belakang pintu dan melingkarkannya di leher. Tak lupa satu setel pakaian bersih pun aku ambil dari lemari.
“Ternyata kau ingat bangun juga?” Sindir Bagas yang dengan santainya duduk didepan TV dan memainkan remote mencari channel. Perkataannya membuatku tak nyaman. Lagipula ini aneh, tak seperti biasanya ia kemari sepagi ini.

Wednesday, May 26, 2010

Perjalanan

Suer deh, gak ada niatan untuk nyamain judul album keduanya d’Masiv, tapi sekarang gue emang lagi pengen nulis kronologi perjalanan gue selama tiga hari hampir tiga malem kemaren. Kemanakah gue? Simak aja, guys! Enjoy it!
But, sebelum gue cerita tentang perjalanannya. Ada baiknya gue flashback dulu latar belakang gue melakukan perjalanan ini.

Semuanya bermula ketika di pertengahan bulan Februari kemaren ada undangan PMDK ke sekolah gue (SMANJAS) dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Karena siswa yang daftar itu dibatasi—cuma 5 orang— maka gue mencoba memberanikan diri untuk ikutan. Seperti keinginan gue sebelumnya, gue pengen jadi penulis yang mencintai negaranya, maka gue pilih jurusan sastra Indonesia. Tapi, setelah gue fikir-fikir dan konsultasi sama banyak pihak, penulis doang gak cukup untuk menopang masa depan gue. Maka dari itu gue pilih yang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Monday, May 17, 2010

Penulis Paporit

Sejak SMP gue tertarik ke dunia tulis menulis. Dimulai sejak tahun 2005 yang lalu, saat itu gue dapet tugas dari guru bahasa Indonesia gue yang bernama Bu Heti, beliau menyuruh kami membuat drama. Nah, tadinya gue bingung banget mau ngambil tema apa. Akhirnya gue sama temen-temen sepakat mengangkat tema yang standar: PERSAHABATAN.

Gue juga rada lupa judul drama kita itu apa. Tapi yang pasti dari situ, gue mulai memberanikan diri untuk nulis. Tapi bukan flash fiction, cerpen, apalagi novel. Tapi bisa dibilang kayak script FTV. Gue buat ceritanya dalam bentuk dialog gitu. Mau dibilang drama, tapi itu latarnya random gak jelas.

Akhirnya gue ngisi liburan semesteran gue dengan nulis cerita itu, kira-kira tujuh puluh halaman buku tulis yang kecil. Meski gue gak terlalu puas dengan isi cerita yang ngawur, gue pun nulis cerita dengan judul lain, yang sekarang udah gue print dan memuat tiga puluh enam halaman, ukuran polio. Lumayan lah, buat ngisi waktu luang. Biasanya cerita-cerita kayak gitu mengahabiskan waktu dua minggu. Entahlah gue waktu itu dapet inspirasi darimana.

Well, kelas tiga SMP sampe sekarang baru gue mulai nulis cerpen. Malah alhamdulillah banget pas mau kenaikan kelas sepuluh, gue iseng bikin cerpen yang judulnya Telpon Misterius itu di muat di salah satu Majalah mingguan. Itulah motivasi gue untuk terus berkarya dan berimajinasi, meski gue sadar kalau karya gue belum patut diacungi jempol. Jujur, sebagian besar sumber inspirasi cerpen-cerpen gue adalah DIA (curcol deeh). Sahabat-sahabat gue pasti tau DIA itu siapa. Hhe ...

Eits, tapi pas kelas sepuluh juga gue pernah punya keinginan untuk nulis kayak teenlit gitu, tapi banyak trouble-nya. Gue cuma bisa mencapai halaman 48, harusnya udah sampe halaman enam puluhan. Tapi karna ketelodaran gue yang nulis langsung di Flahdisk dan gak di copy-paste ke komputer, amblaslah sudah semua data gue tatkala flashdik gue rusak (oleh bokap). Terus karna gak ada inspirasi yang lebih ”wah” lagi, jadi stuck deh. Now, itu teenlit ngegantung, setengahnya juga belum. Jadi males buat nerusinnya.

Naaah, itu cuma secuil history gue tentang ketertarikan gue menulis. Sekarang kita masuk ke inti postingan: PENULIS PAPORIT (itu ketikan khas abang gue yang sundannise abis). well, gue punya tiga penulis paporit. Mereka adalah . . .

1. JK. Rowling

Siapa yang gak kenal nama fenomal ini? Wanita bernama lengkap Joanne Kathleen Rowling atau J.K. Rowling yang lahir 31 Juli 1965 di Chipping Sodbury, dekat Bristol, Inggris adalah seorang penulis terkenal. Ia menjadi sorotan kesusasteraan internasional pada tahun 1999 saat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter mengambil alih tiga tempat teratas dalam daftar "New York Times best-seller".
Novel-novelnya mampu membuat gue berdecak kagum, yang gue gak habis fikir adalah darimana dia mendapatkan inspirasi seperti itu? Yang gue tahu, ibu dari Jessica ini pertama kali mendapat inspirasi tentang penulisan buku itu sewaktu dalam perjalanan menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990.
Amazing bukan? gara-gara kereta api di tahun 1990 itu, ia mampu mengalihkan dunia pernovelan dunia dengan cap best seller di tujuh novelnya. Novel yang juga diangkat menjadi film oleh Warner Bross ini mampu menghipnotis kalangan kaula muda. Its really amazing.

2. Stephenie Meyer

Stephenie Meyer. Nama ini melambung lantaran novelnya yang berjudul Twilight, New Moon, Eclipse dan Breaking Dawn yang menjadi best seller. Gue suka sama Stephenie meyer, selain memiliki tanggal lahir yang sama. Karya-karyanya mampu membuat gue gak bisa bernafas karena fokus ke tulisan yang ia tuangkan. Pemilihan latar yang begitu nyata dan penggunaan tokong utama tunggal alias menggunakan kata 'AKU' sebagai tokoh utama itu yang mampu membuat gue seakan-akan ada dalam cerita dan ikut berkecimpung langsung. Yang gue tahu inspirasinya didapat dari mimpinya. ia pernah bermimpi seorang gadis yang bertemu dengan seorang lelaki vampir dan mereka jatuh cinta.
Sungguh unbelievable kalo mimpi pendek itu mampu melahirkan karya besar dalam 4 novel yang juga di tayangkan dalam seri filmnya.

3. IBU

Beliau adalah penulis paling paporit diantara yang laen. Soalnya berkat bimbingan dari beliau lah adek gue bisa dapet juara II mengarang bahasa sunda tingkat kabupaten. Itu kan suatu kebanggan tersendiri bagi gue sebagai anak. Mungkin gue bisa nulis seperti ini juga bawaan gen dari beliau yang tak muncul pada dirinya, jadinya dominan ke gue deh.
Thanks a lot for my mom. I'm very proud of you. :)
Penulis terpaporit sepanjang masa seperti kasih sayangmu pada anak-anakmu yang selalu menyusahkanmu. (Hiks..Hiks.. Jadi sentimentil gini ya??)





That's ME
@Rospita_NF

Gue di mata temen-temen


Assalamualaikum . . .
Sampurasun . . .

Semua orang tau bahwa NOBODY IS PERFECT in the world. Begitu juga gue sebagai normalnya manusia. Nah, untuk bisa memperbaiki dan melihat gimana gue, gue melakukan survei alias penilaian tentang gue di mata temen-temen gue. Meskipun gue udah tau gue itu gimana, tapi penilaian orang lain adalah yang paling penting, bener kan?
Nah, maka dari itu gue sms-in temen-temen gue pas tanggal 03/05/2010 kemaren. Pertanyaan seperti ini:
1. Gw orangna gimana?
2. Sikap yang disuka dari gw?
3. Sikap yang gak disuka dari gw?

Beikut ini adalah jawaban dari temen-temen gue yang gue susun berdasarkan waktu pembalasan sms? dan gue sengaja ngerubah ketikan smsnya supaya BISA KEBACA. Maklum deh yaah temen-temen gue masih alay gimana gitu hahaha #Kabooor 

Monday, May 3, 2010

Be Careful , TRY OUT !!

Bel berbunyi dua kali,
Tanda dimulainya suatu awal perjuangannya.

*Its Show Time*
Pekiknya membatin.


Ia mulai mewarnai lingkaran-lingkaran kecil yang sangat banyak.

Nyaris pusing ia dibuatnya.

Padahal masih banyak lingkaran yg belum terwarnai.


Tapi ia memang gadis pantang menyerah.


Tak perduli dengan peluh keringatnya, panasnya suasana siang itu.


Dan akhirnya..
Yaikz !
Salaaah !


Ia mengambil benda karet padat berwarna hitam, lalu menggosok-gosokkan pada lingkaran berhuruf ke 17 itu


Lalu...fiiuuuhh !
Ia menghembuskan angin dari mulut naganya


Ffuuuuftt !!
Setetes cairan terlempar berbarengan dengan tiupan angin itu


Seorang wanita berusia kepala empat menghampirinya, seraya berkata *Waaaahh, tangannya keringetan ya!*


Sang gadis tercengang, ketika wanita itu mengangkat kertasnya setinggi hidung dan meniup-niupkannya.
Sungguh ekstrim wanita itu ! Batinnya.


*emang ga bau ya bu? Padahal saya belum sikat gigi lho !*Lanjutnya


Setelah itu,
Wanita tersebut meninggalkannya !




TRUE STORY from ONE OF STUDENT did TRY OUT last year !

Belum Saatnya

Anak lelaki itu menghampiri Frizka yang tengah terduduk di depan teras rumahnya. Sendiri. Dengan cekatan anak lelaki itu melompat ke depan wajah Frizka dengan tampang lugunya.


"Ada apa?" Frizka enggan meliriknya.
"Gak ada apa-apa kok. Cuma pengen tanya aja." Ucapnya polos.

Frizka mengerutkan dahinya. Tetap tak menatap orang yang muncul tiba-tiba itu.


"A..aku sa..yang... A..a..a..kuu cinta sama kamu. Ka..ka..mu sa..yang dan cinta juga ga sa..ma akk..uu?" Ucapannya tersendat-sendat, seperti ada batu kerikil yang menghalangi pita suaranya.
"Hmhm... Fikir-fikir dulu ya!" Ucap Friska sekenanya.
"Kok fikir-fikir dulu?" Ulangnya heran.


Seorang pria lain sekitar usia kepala tiga mendekat ke arah mereka. Membuat anak lelaki itu lebih mendekat ke tubuh dingin Frizka.


"Adee... Mam dulu ya! Kamu kan belum minum obat. Entar tambah parah lho sakitnya!" seru pria itu.
"Enggak mau. Ade udah punya dokternya kok !"
"Jangan bandel! Ganggu Kak Frizka gitu!"
"Aahh, ayah nyebelin!"

Pria itu menuntun putra bungsunya. Frizka hanya mengembangkan senyum kepada anak tetangga barunya itu.


Esok harinya, Frizka melihat anak lelaki kemarin sore dengan seragam putih-merahnya. Sangat lugu. Lalu anak itu mendekat. Frizka setengah jongkok. Anak itu mendongakkan wajah dan mendekatkan wajahnya ke telinga Frizka seraya berkata..
"I LOVE YOU, tunggu aku 10 tahun lagi ya!"


Frizka menelan ludah !
Gleeekk !

Mungkin

Mungkin ..
ini terlalu pelik
ini terlalu rumit

Mungkin ..
telah sirna
telah memudar

Mungkin ..
Kelak akan pergi
Kelak akan mati

Mungkin ..
Tatkala ku terdiam
Tatkala ku tersudut
kau tetap disitu
memandangku angkuh

Mungkin ..
waktu takkan pernah kembali
Rapi aku tetap yakin
Hatimu kan kembali

Thursday, April 29, 2010

Sepenggal Kisah

malam itu hujan turun dengan derasnya. Ve duduk di sofa sambil meneguk segelas teh hangat yang baru ia buat. keadaan malam itu sunyi, sepi, nyaris tak ada suara. Capek yang tadi hinggap di tubuhnya, tiba-tiba menghilang setelah mengingat kejadian tadi siang.

"Apakah ini CINTA? Cinta bagai angin, yang tak dapat disentuh tapi dapat dirasakan. Cinta juga datang dsan pergi sendiri bagai JELANGKUNG. apakah ini hanya perasaan sesaat? atau ini benar-benar cinta yang akan membawaku ke dalam kebahagiaan?" Ve membatin.

Lalu ia beranjak ke kamarnya dan berniat untuk mengerjakan tugasnya yang telah menumpuk sejak kemarin.

Percuma saja, ia tak akan bisa mengerjakannya dengan baik. Yang ada dalam fikirannya hanya wajah manis itu. Akhirnya ia hanya bisa merebahkan tubuhnya dan menerawang jauh ke dalam dunia khayalannya.

Tiba-tiba ia teringat akan puisi itu. Puisi yang membuatnya bertahan sampai sekarang. Sebait puisi dari bocah lelaki yang lugu. Puisi yang diberikan untuknya, jauh sebelum ia bertemu dengan wajah manis itu.

indah wajahmu membuatku terpesona
indah suaramu mampu luluhkan sudut beku hatiku
kau buat nafasku terhenti sejenak kala aku memandangmu kagum
ku ingin kau menjadi mentari kuningku yang setia menghangatkan jiwa dikala dingin menerpa
kau tahu? aku takkan pernah menjadi penipu seperti duri dalam eloknya mawar
jadilah bagian dari hidupku seperti bintang yang menemani malam kala langit tak bercahaya

Friday, April 23, 2010

Tiba-tiba aja inget MOPD

ini ilustrasi gambar gue beserta aksesoris gak pentingnya, sorry gue gak jago gambar XD
Tepat pada waktu masuk sekolah kita tecinta ini, SMANJAS. Gue masih inget banget pas acara MOPD waktu itu, tahun 2007.

Pagi buta kita (peserta MOPD) kudu udah dateng. Eh, jam setengah 7 denk! Kalo sampe ada yang telat, kita masuk ke dalem gedung sekolah bukan melalui gerbang terhormat. tapi ngerangkak di bawah gerbang yang bercelah setinggi badan kucing tua. Itulah pelajaran penting yang sampe saat ini masih aja disepelein banyak orang. DISIPLIN. sekolah kita salah satu sekolah yang sudah menerapkan disiplin tinggi sejak dini, Lho!

Oya, setiap ada kesalahan, pastinya ada konsekuensinya dong! Selain hukuman ngerangkak gitu, ada bonusnya juga tuh, yakni kita kudu cuci muka pake aer kembang tujuh rupa yang ada campuran kopi+blao (bubuk biru yang terkadang turun tangan saat pencucian pakaian berlangsung ^_^) !

Naah, mau tau kronologis cerita gw sebelum,pas berlangsung and pasca MOPD? Yuuukk, marii! Baca lebih lengkap nooh . . .

Tuesday, April 20, 2010

Misteri Hati


“Inget Din, hati seseorang emang gak ada yang tahu kayak gimana. Hati itu bisa aja gak konsisten, hari ini bilang ‘A’, mungkin aja besok jadi ‘B’, ya kan?”
Kata-kata Ocha tadi siang sekan menghantui fikiran Dinda. Sejak ia dikecewakan oleh cowok untuk yang kedua kalinya. Ia tak pernah lagi percaya dengan mulut manis cowok.
Semua berawal ketika kelas dua SMP Dinda menyukai Fido, salah satu cowok termanis di sekolah. Pada mulanya ia hanya kagum, namun ternyata ia malah jatuh cinta pada Fido dan akhirnya jadian saat kelulusan SMP. Hubungan mereka pada mulanya adem ayem, penuh cinta, kasih sayang, pengertian dan rayuan gombal Fido. Tapi lama-lama Dinda mulai ilfeel dengan kebiasaan buruk Fido yang pelupa dan keras kepala.
“Fido, hubungan kita cukup jadi temen aja ya?” Pinta Dinda.
“Lho! Kamu kok bilangnya gitu? Emangnya kenapa?”
“Kayaknya aku udah gak tahan sama sifat buruk kamu.”

Friday, April 16, 2010

Ketika Pagi

Ketika pagi, ku tanyakan pada angin.
Siapa aku ?
Anginpun menjawab dengan hembusan kencangnya.
Ya, aku hanya makhluk rapuh yang kalah oleh sang angin.
Lalu, aku bertanya pada tanah.
Dimana aku ?
Lalu tanahpun menjawab dengan goncangannya.
Ya, aku hanya makhluk hina yang hidup diatasnya.
Lalu,aku bertanya pada mentari.
Bagaimana aku hidup ?
Ia hanya tersenyum dengan lembutnya, membuat mataku tak kuasa melihat keanggunannya.
Aku hidup karena ada mereka.
Ya, mereka adalah orang-orang yang menyayangiku.
Keluargaku, teman-temanku serta sahabat-sahabatku.
Kapan ini akan berakhir ?
Kini, hatiku yang menjawab.
Semuanya takkan pernah berakhir.
Mereka tetap ada dalam setiap nadi dan darah ini.
Karena mereka orang-orang yang berharga dalam lembaran kehidupanku.
Mereka mengisi lembaran kosong, dengan coretan-coretan indah, melebihi coretan sang pelukis.
Tatkala raga ini dipanggil-Nya.
Apakah mereka tetap ada ?
Ya, tentu saja. Karena mereka takkan pernah ikut pergi bersama ragaku.
Mereka tetap yang terbaik dalam setiap helai perjalananku.
Karena mereka juga adalah sumber inspirasi terbesarku.
Sehingga aku dapat merangkak dan berdiri disini.

TIGA TAHUN , takkan siasia

Tiga tahun sudah, gue lalui perjalanan ini. Senang, sedih, lelah, jenuh, benci, haru ,semua itu telah gue telan. Tapi, mereka yang selalu memberi gue semangat dalam menghadapi semua itu. Gue bisa tegar, juga karena mereka.
Canda tawa bersama kalian, haru biru kesedihan, akan menjadi sebuah memory terindah yang gue miliki.
Waaahh, melow banget kalo inget semua itu. Sekarang, emang waktunya untuk H2C alias ”Harap-harap Cemas”. Tapi bakal kerasa kangen banget kalau inget masa indah bersama kalian semua.


For The Big Family of DUBBLE-ID :

Inget selalu ya, “Become The Best Better than The Winner”.
Kenapa gue kasih motto kaya gitu? Karena menjadi yang terbaik itu susah, banyak perjuangannya dan akan merasa puas jika sesuatu yang terbaik itu tercapai. Tapi kalau pemenang bukan berarti dia itu terbaik. Menjadi pemenang kan bisa di curangi, bersikap gak sportif bahkan bisa juga sampe menghalalkan segala cara. (hahaha.. kolot banget sih gue). Gue pengen kita selalu menjadi yang terbaik!
Meski ada suara miring tentang kelas kita yang kurang kompak. Tapi, gue rasa kita itu kompak, kalau gak. Darimana kita dapet Juara I pas lomba kebersihan kelas kemaren? Pastinya karena usaha kita bersama. Gue sampe hilang kata-kata buat temen-temen gue itu.


For all My Best Friend :

Gue harus ngucapin banyak banget terima kasih buat kalian. Karena kalian selalu ada saat gue butuh. Entah itu Down, senang, sedih atau jenuh. Kegembiraan dan kejayusan kalian terpatri dalam hati gue. (Ciaelaaa, gaya lu v!eTz..)
Setiap gue terjebak dalam masalah apapun, solusi kalian lah yang paling ampuh dan gue terpercaya (kayak iklah obat nyamukk ye). Kalianlah orang yang mampu terima gue apa adanya dan menghargai setiap langkah gue.
Yang kalian harus tau, kalau gue disini SAYANG BANGET sama kalian.
=)


Oya, by the way. Gue juga mau minta maaf sama temen gue yang kini udah jauh banget. Maaf karena sikap gue yang katanya semena-mena dan suka nganiaya. Gue emang kayak gini sobb. Tapi nganiaya disini bukan penilaian negatif, sobb. Gue masih dalam tahap wajar kok (bukan mutilasi atau nyekik orang). Kalau lu gak bisa terima apa adanya gue juga, gak apa-apa kok. Toh, gue juga udah berusaha tuk jadi yang terbaik. Tapi, lu salah nilai gue juga. Orang yang ngaku gak punya perasaan juga ternyata bisa tersinggung.
Tadinya, gue berniat jadi orang pendiem. Tapi apa tanggapan dua sobat gue ?

Said : “Haaaahh? Gue gak yakin lu bisa jadi pendiem! GAK MUNGKIN !!!”












Said : “Seorang Ribbon Granger mau jadi anak pendiam? IMPOSSIBLE !! udahlah, jadi diri sendiri aja deh.”











Tuuuh kan, aneh kan. Gue udah coba buat jadi anak pendiem yang gak cuappcuapp or jail sama temen selama seharian. Tapi apa yang terjadi? Apa yang gue lakuin itu bukan lewat otak kecil, tapi lewat sumsum tulang belakang, alias secara refleks gue tetep cuappcuapp and jail.
Mungkin itu udah jadi hobi terpendam kali ya. Yang gak bisa gue rubah, mungkin hanya bisa dikurangi aja.

Yang pasti ...
Terima gue apa adanya, ya !
? ? ? ? ? ? ?

Sunday, April 4, 2010

Tugas Biologi

Latar Belakang Masalah
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan suatu tanaman.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang baik yaitu ukurannya lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.

Friday, April 2, 2010

Lets To Positive Thinking

Semua orang bisa mengekspresikan bahasa. Menggabungkan huruf demi huruf menjadi suatu suku kata, lalu merangkainya menjadi sebuah kata, menjahitnya menjadi seuntai kalimat lalu berkembang menjadi klausa yang maknanya selalu menjadi sebuah misteri. Ya, hanya sebuah misteri. Karena terkadang hanya orang itu yang mengetahui makna dan maksud dari tulisannya.

Ketika seseorang mampu mengekspresikan semua itu, hatilah yang mulai berbicara dibawah otak sadar. Menyampaikan rangkaian indah melalui sumsum tulang belakang dan merefleksikan tangan sebagai media output.

Jangan pernah ragu untuk mengekspresikan apa yang dipikirkan, karena sesungguhnya apa yang dipikirkan akan menarik kemiripan pada pikiran tersebut. Lambat laun pikiran-pikiran itu akan mendominasi setiap sudut ruang berfikir kita. Frekuensi pikiran itu akan merubah channel otak kita dan jika kita ingin merubah channel itu, kita pun harus merubah frekuensi kita dengan pikiran-pikiran lain.

Energi yang terpancar dari ekspresi suatu pikiran cukup tinggi. Terbukti bahwa dengan memikirkan apa yang kita inginkan itu perlahan akan membuat keinginan itu tercapai. Namun ternyata hal ini juga berlaku untuk sebuah negasi. Bila kita memikirkan apa yang TIDAK kita inginkan, hal ini justru akan membuat kenegasian bertindak. Sisi negatif akan bermunculan dalam benak kita.

Maka hindarkanlah sebuah kenegasian dalam pikiran kita, buanglah jauh-jauh. Karena semakin kita memkirikannya, hal itu akan terus datang karena pikiran akan menarik sebuah persamaan. Mulai sekarang jangan pernah lagi untuk menghadirkan kata TIDAK INGIN dalam benak dan batin kita.

So, Lets to Positif Thinking !!

Telpon Misterius


Di malam yang dingin Syeril terdiam di sudut kamarnya, menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Entah apa yang ia fikirkan. Namun tiba-tiba ia beranjak karena ponselnya berdering. Terlihat di layar ponsel itu Private Number.
“Hallo...” ucap Syeril pelan. Lalu ia menunggu jawaban dari sang penelpon. “Hallo, siapa ya ?” tambah Syeril dengan suara lebih keras. Lagi-lagi ia mendapat telpon dari orang iseng. Hampir satu minggu ia mendapat telpon itu setiap malam dan hampir pada waktu yang sama, yakni setelah ia makan malam. Syeril sedikit paranoid karena hal ini, namun ia juga penasaran siapa dalang dibalik semua itu.
Keesokan harinya lagi-lagi Syeril bengong di sekolah saat pelajaran berlangsung. Anehnya, tak ada satupun guru yang menegurnya kecuali Dira, sahabatnya.
“Wouy! Ngapain bengong? Pelajaran udah mulai dari tadi tuh!” Dira mengagetkan.
“Ups, gue bingung nih Dir,” jawab Syeril pelan.