Entah apa yang bergejolak dalam hati dan pikirannya setelah ini. Aku dan dia baru saja pulang. Sunset di pantai ketiga dengan kesepian yang menyenangkan. Setidaknya hati kami berbicara meski pembicaraan itu tak dapat diartikan melalui alat apapun.
“I think I like him."' Begitu bunyi sms yang kukirim pada teman dekatku. Ia mengetahui semua complicated yang kami alami selama tiga minggu belakangan. Bagaimana aku marah, bagaimana gemasnya pada dia, temanku cukup hafal.
Hanya kamu yang menguasai pikiranku saat itu. Bahkan aku mengira bahwa hatiku telah berdamai dengan kenyataan, hatiku bisa diajak kompromi. Aku menyukai kesederhanaanmu. Tapi ternyata kau menamparku dengan kenyataan baru.
Selama ini aku mengira bahwa kami mengerti dengan cara kami sendiri. Kami berbicara dengan cara yang tak biasa. Dan setiap pertemuan menjadi sesuatu yang berarti. Layaknya daun dan akar. Bukankah mereka tercipta dalam tubuh yang sama bernama pohon? Namun daun dan akar tak pernah saling bertemu apalagi berbicara. Mereka memiliki caranya sendiri, yaitu dengan merasakan unsur hara yang sama. Akar mencari unsur hara itu untuk daun. Seperti itukah KITA diibaratkan?
Perlahan layang-layang diterbangkan dengan kelembutan. Melayang dengan indahnya di atas sana dan kau menarik-ulur layangan tersebut sampai akhirnya saat benang tak mampu lagi menahan layang-layang yang tertiup angin, layang-layang pun putus. Dan kau tak pernah mengambilnya lagi karena berpikir layang-layang itu bukan milikmu lagi.
it's me
@Rospita_NF
No comments:
Post a Comment
Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip