RSJ: dari nginep sampai hilang barang-barang

KOMUNITAS AKAR!!!

(Akar menghujam menuju 12, SEMANGAT!)

Begitu bunyi jargon yang selalu dielu-elu kan kami, komunitas akar. Komunitas akar adalah sebuah komunitas yang dibentuk sejak kami menginjak semester 3 (2011) oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2010 kelas K. Kami menamai komunitas akar, karena akar adalah bagian dari pohon yang paling penting. Ia yang menopang semua yang ada di pohon. Harapannya, kami dapat membentuk pondasi yang mengakar erat demi mencapai tujuan bersama. Kompak. Kurang lebih seperti itu. Hehe

Pada semester tiga kami telah mementaskan sebuah dramatisasi dan musikalisasi puisi berjudul "Jejak di Atas Aspal". Sebuah pementasan perdana yang membuat gue deg-deg-serr! haha gue tidak ikut main, gue hanya orang belakang yang memainkan laptop (baca: operator).

ini hasil design gue

Nah, di semester lima akhirnya kami dapat mementaskan pementasan kedua, yakni RSJ (Rumah Sakit Jiwa). RSJ adalah sebuah drama karya N. Riantiarno. Drama ini mengisahkan seorang dokter baru yang ingin merubah sistem penyembuhan di RSJ. Namun, karena dokter lama tidak menerima kehadirannya, akhirnya ia difitnah memperkosa seorang pasien dan dipecat dan bunuh diri. Tragis bukan? drama banget ya? hihi

ini juga hasil design gue

Gue sebagai apa? Operator lah, apalagi. Iya, gue sebagai Koord. PDD (Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi). Tapi, gue bangga meski gak maen. Entah kenapa.

Ngemeng-ngemeng soal RSJ, pementasan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Why? Sebab selain pementasan ini membutuhkan dana yang gak sedikit, juga berada di tempat yang lebih besar. Stage tari Tedjokusumo yang kira-kira dapat menampung sampai 600-an penonton (kalau lesehan). Karena ini event yang besar, maka para pemain harus tampil total dan prima.

Sebagai bentuk pendalaman karakter dan latihan yang intensif di panggung, kami menginap di stage selama tiga hari hampir tiga malam. Haha... disana malah jadi mirip barak pengungsian. Apalagi kalau sudah jam mandi, makan, dan tidur. Kelebihannya adalah makanan kita dijamin oleh sie. konsumsi 3x dalam sehari, meski kita juga harus bayar. Tapi, kekurangannya adalah kita tidak bisa memilih menu.

 Anyway, acara nginep ini bukan cuma untuk pemain atau tim artistik, tapi semua elemen, kayak gue. Pementasan kami dilaksanakan pada hari rabu, 121212. Tanggal yang cantik bukan? 

Kami mulai masuk stage tanggal 9. Pada hari itu agendanya adalah pemindahan setting (portable) ke dalam stage. Selain itu, harus bersihin panggung karena bekas dipake kelas tetangga. Iya, yang bersihin kelas gue meski itu kewajibannya kelas mereka. Ukh, rada sebel juga gue. Angkat-angkat karpet yang beratnya naudzubillah. Ngepel, nyapu, foto-foto. Pulang jam 5 sore. Ah, sungguh kebersamaan yang gak bisa dibeli.

bersih-bersih yuuuuk cyin

ini namanya narsis, coy!

sssttt....tim artistik lagi rapat

 Tanggal 10, berangkat ke stage lagi. Semua orang udah bawa tas yang gendut banget. Persiapan nginep mirip persiapan kemping lho. Tidak termasuk gue, karena gue pikir gue ini gak harus selalu ada di stage, jadi gue bisa balik pas jam mandi. muehehee...tapi nggak juga ternyata. Vabi, motor gue lagi sakit. Jadi, gue pergi bareng si arvi. nebeng. Pokoknya hari senin itu gue cuma nonton yang lagi latihan dan memperbaiki foto slide buat ntar pementasan.

briefing sebelum agenda hari senin

pemain lagi latihan

gue narsis haha

Hari berikutnya, 101212. Gladi kotor, h-2. Latihan semakin gencar, semakin serius, semakin memanas. *lebay -_-
Malam sebelumnya gue tidur dengan jaket, kaos kaki dan sarung tangan sebelah (yg sebelah lagi dipake Ulan) dan paginya tetep aja kedinginan. Padahal gue tidur di atas red carpet lho. ciailah haha
Agenda hari itu gue udah lupa detailnya, yg pasti rolling dan latihan buat para crew setting. Oya, untuk tim produksi mempersiapkan foto-foto yang nantinya akan dipajang di pringgitan stage. Pringgitan itu dipake buat tempatnya resepsionis, pasien, dan tentu saja kursi yang mirip seperti di RS beneran. Bagus lhoo...
Malemnya gue tidur di tempat yang sama. Tapi karena gue bawa seprei yang tadinya buat perlengkapan pentas dan gak jadi. Tidur gue jadi lebih nyenyak, gak kedinginan lagi. Hehe

Hari berganti, 111212. Gladi resik, h-1. Kegiatannya rolling, latihan crew setting, sound, lighting. Tim produksi? Gue lupa ngapain. Ah, pokoknya ada saat dimana gue sering cabut sama si Arvi. Entah itu cuma buat beli alat-alat make up atau kostum atau jajan. Haha

Hari H tiba, 121212. Semua orang sibuk dengan job desk masing-masing. Tim produksi mulai mengerjakan kerjaan baru. Ngecat kertas samson yang nantinya akan dijadikan sebuah tembok. Keren lho. Kan gue ikut andil dalam pengecatan. Haha

Foto-foto pementasannya gue cuma ada beberapa, itu juga pake hape. Foto lainnya masih ada di temen gue. Gue juga udah gak sabar pengen liat hasil video pementasannya. Hihi

Pementasan berakhir cukup mengharukan. Adegan pas tu dokter bunuh diri berhasil. Syukurlah. Penonton banyak memuji dan tepuk tangan sangat meriah. Meski pada awal acara ada trouble. Stop kontak buat penayangan film profil, mati. Sial. Pementasan selesai jam setengah 10 dan langsung evaluasi bersama dua dosen yang menonton sampai selesai. Saat itu, kami mendapatkan pujian juga. Ah, sungguh semuanya tidak ada yang sia-sia.
Nih PUJIAN yang jaraaaaaaaaaang sekali diucapkan sang sutradara:

Setelah selesai pentas, grup kelas di facebook pun ramai. Ramai pencarian barang-barang. haha... Check this out!

Haha... semua kehilangan itu mengingatkan gue pas zaman SD saat kemping. Pasti setelahnya ada aja barang yang ilang, entah itu sendok, garpu, atau gelas.

Anyway, gue emang rada telat banget postingnya. Ini semua terhambat koneksi internet gue yang cuma bisa dipake di atas jam 12 malem haha.. Maklum lah yaa mahasiswa.

Gutnet epribadeeeeh