Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Saturday, May 4, 2013

Hidup? Nikmati Sajalah

Bila bukan kita yang menikmati hidup kita sendiri, lantas siapa lagi? 

Beberapa hari terakhir menjadi hari yang cukup berat bagi gue. Gue adalah orang yang lumayan moody. Pagi ceria, siang cemberut, sore nangis, malam cengengesan. Iya, moody gue terkadang membawa pengaruh negatif untuk diri gue pribadi. 

Oke, semua berawal dari mata kuliah bernama “Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”. Itu adalah mata kuliah yang dapat menjembatani mahasiswa untuk lulus cepat di waktu yang tepat.  Dulu, mata kuliah tersebut diberikan untuk mahasiswa semester 7, namun kini pindah ke semester 6. Harapannya hanya satu, mahasiswa cepet lulus. Mungkin dosennya bosen dan risih juga melihat wajah-wajah mahasiswa semester tua. Ppfft~

Pertama kali kuliah, dosen memberikan brainstoarming dan pengenalan mata kuliah. Pertemuan kedua-ketiga, masih seputar teori. Pertemuan keempat-ketujuh teori plus ditagih judul untuk proposal skripsi. Jujur, saat itu gue masih buntu. Dari awal, gue pengen skripsi gue menghasilkan suatu produk media pembelajaran yang tidak membosankan. Bagaimana caranya agar siswa tetap fokus belajar tanpa menyepelekan pelajaran yang diberikan guru. Oke, gue pilih metode Research and Development (RnD). Gue pengen bikin games. Gue pengen buktiin bahwa anak bahasa macam gue bisa juga bikin games, bukan hanya anak TI atau TP. 


Emang lu bisa bikin games Pit? Emang lu ngerti yang begituan? 
Setiap manusia memiliki otak dan keterampilannya untuk melakukan sesuatu. Maka, bukan hal yang tidak mungkin apabila gue melakukan itu. Bukankah Einstein mengatakan bahwa 99% otak kita adalah kreativitas dan 1% nya adalah bakat?

Gue udah janji sama diri gue sendiri, kalau gue bakal menekuni games di semester 7. Bagaimana pun caranya. (Ini namanya tekad 

Judul siap, dosen menyuruh membuat mini draft proposal. Hanya 6 halaman saja. Oke, gue bikin dengan susah payah karena jujur saja gue kekurangan referensi. Begonya gue adalah gue kurang baca dan kurang sering ke perpustakaan. Itu aja. 

Pertengahan semester, dosen diganti. #FYI aja, mata kuliah itu dosennya paketan gitu. Ada dua dosen yang pada pertengahan semester gentian ngajarnya. Jangan Tanya soal penilaian. Gue juga gak tau. Soalnya terakhir kali dapet dosen paketan, nilai gue ABSURD. 

Sekitar dua minggu yang lalu, kelas gue disuruh ngumpulin judul kepada dosen kedua, katanya sih mau diseleksi. Gue pun dengan tidak mengganti judul, sedikit pesimis. Dan ternyata memang tidak diterima. Fiks. Gue mulai memutar otak, bagaimana caranya merincikan judul gue supaya dosen bisa menerimanya. Variabel pun gue ganti, yang tadinya membaca denah jadi menulis cerpen. Tapi tetap dengan konsep games yang sama. 

Hari kamis yang lalu, gue maju ke meja dosen dengan penuh optimis. 
Gue: (menyerahkan kertas judul skripsi)
Dosen: “Ada yang lain?” 
ASTAGFIRULLAH, dengan meminjam istilahnya Arya Wiguna, DEMI TU…HAAAANN!! Nyesek banget rasanya. Baru dibaca sepintas saja, udah ditanya kayak gitu. Sedangkan temen gue yang kata-katanya sama persis dengan gue, hanya beda (jauh) variabelnya diterima tanpa dicoret sedikitpun. Akhirnya gue pun membela diri. 

Gue: “Apa yang salah dengan judul saya bu?”
Dosen: “Saya tidak tau apa yang kamu inginkan dari judul ini.” 
*DEGG* langsung lemes, sumpah. Akhirnya gue balik ke kursi dengan perasaan gak karuan. Apa yang salah dengan games? Apa terlalu berat untuk anak bahasa? Apa karena kata-katanya sama dengan temen gue? Apa karena dosennya pilih kasih? Lama-lama gue mulai su’udzon. Tapi temen gue mengingatkan bahwa gue gak boleh mengedepankan ego, gue gak boleh nyerah, gue gak boleh benci sama dosennya. Karena walau bagaimanapun posisi dosen lebih tinggi dari mahasiswa. 

Seusai kuliah, gue keluar duluan. Temen gue yang nebeng ternyata nyariin gue. Iya, gue pergi ke toilet, nyalain keran, terus nangis. Nangis sampai puas, nangis sampai perasaan gue lebih tenang. Setelah itu, gue berpura-pura tersenyum di hadapan temen gue. Ngenes ya? Emang. 

Akhirnya, gue bisa sedikit melupakan tentang penolakan judul itu dengan latihan futsal. Kebetulan, HIMA jurusan mengadakan turnamen futsal untuk cowok dan cewek. Kelas gue masuk final. Gue harus fokus. 

Lalu, apa yang bisa dipetik dari kisah gue? 
  1. Lo harus banyak baca kalau pengen dapet judul skripsi. 
  2. Dilarang membenci dosen sebelum ujian akhir semester. 
  3. Jangan lupa nyalain keran kalau lo nangis di toilet kampus. 
Masalah selalu ada dalam setiap hidup manusia. Masalah selalu menantang kita dengan dua kata, “melawan” dan “menyerah”. Pilihan kita itu akan menunjukkan siapa diri kita. Seorang pemenang, atau pecundang. Hidup itu memang harus direncanakan, tapi rencankanlah sebagian, biarkan sebagian lagi menjadi sebuah kejutan. Gitu sih kira-kira katanya si @Wowkonyol dalam kata pengantarnya di buku The Fabulous of Udin. Tapi, gue pikir, kejutan itu adalah rencana Tuhan. Mungkin saja dengan ditolaknya judul gue, Tuhan telah menyediakan kejuatan besar untuk gue bisa berpikir dan mendapatkan yang lebih baik. 

Positive thinking can make you happy, so enjoy the problem in your life! (RNF, 2013)

19 comments:

  1. iya, bener ros, hidup itu dinikmatin aja, enjoy the problem in yor live. makannya skripsinya kita barengan aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. dih -___- gak mau ah. masa gue ntar barengan anak 2011

      Delete
  2. kasih judul DEMI TUHAN aja, nanti kan pasti penasaran sama isinya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa bisa bisa :D tapi sayangnya gue lebih mentingin substansi daripada judul :))

      Delete
  3. Harus baek2 sama dosen pembimbing, beliau yg akan menyelamatkan lu kalo pas sidang lu kena bantai (pengalaman pribadi)

    Btw emang lu kuliah jurusan apa sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaelah, judul aja belum di acc, apalagi milih dosen pembimbing :(
      gue jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

      Delete
  4. untungnya gue lulus kuliah tanpa nyusun skripsi, cuma nyusun laporan pkl aja...

    ReplyDelete
  5. Baru semester dua nih untuk skripsi masih jauh tapi mungkin siap siap mental dari sekarang hahhaaaaa :)
    Masalah besar atau pun kecil yang namanya hidup memang harus semuanya di hadapi. Hadapi dan nikmatilah hidup ini
    Niche blog

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah harus itu.. harus udah dipikirin dari sekarang :D
      tapi jangan dibawa stress juga yaa ^^ semangaaat buat kuliahnya

      Delete
  6. Eneg bgd tuh pasti.
    Tapii..
    Stay coll and enjoy the moment cobb.
    Pasti bkl dpt yg terbaik.
    Mmmmuaachhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget cobb :( makanya kemaren gue sempet down banget dan empet buat nyentuh tu kertas judul.

      Delete
  7. Eneg bgd tuh pasti.
    Tapii..
    Stay coll and enjoy the moment cobb.
    Pasti bkl dpt yg terbaik.
    Mmmmuaachhh

    ReplyDelete
  8. nikmatin mbaak nikmatin, engtar juga lewat, engtar juga yang terbaik segera di datangkan Tuhan~
    btw, aku jadi makin takut kuliah ah :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya dek Ik, ini juga sudah mencoba dinikmatin :|
      eh jangan takut, justru kamu akan menjadi orang yang lebih beruntung lho.. tiada kata takut untuk pendidikan :)) jangan sia-siakan kesempatan, apalagi kalau mampu juga. banyak orang yang punya keberanian tapi mentok di biaya. kamu harus bersyukur :'D masih satu setengah tahun lagi, ayoo semangaaaaat :p

      Delete
  9. Nikmati aja mbak, suatu saat pasti juga bakalan kangen sama momen2 itu,
    ngomong buat diri sendiri juga nih :D
    Salam kenal dari batam ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihii salam kenal juga dari mahasiswa rantau Jogja :))
      iya, nikmati saja..

      Delete

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip