Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Tuesday, September 17, 2013

Izinkan kumenangis

KELAS 8C, TANGGAL 27 JULI 2013
Hari ini saya kembali mengajar di 8C untuk yang kedua kalinya. Saya akan melanjutkan materi mengenai laporan. Berbeda dengan kelas 8A sebelumnya, saya akan membagi kelas 8C ke dalam sebuah kelompok. Satu kelompok terdiri atas 7 orang, jadi ada 5 kelompok besar. Dalam pemilihan kelompok, saya menggunakan sebuah undian nomor-nomor. Sedikit tidak adil, tetapi itu adalah cara efektif agar siswa dapat bersosialisasi dengan yang siswa lainnya.

Pelajaran dimulai, siswa masih ramai ketika saya mengucapkan salam Saya membagikan satu buah contoh laporan perjalanan dan LKS. Karena materi kali ini masih mendengarkan, saya meminta salah satu siswa di setiap kelompok untuk membacakan laporan perjalanan pada temannya, lalu mulai menuliskan tanggapan di sebuah kertas tebal dan kertas warna-warni berukuran kecil yang telah saya sediakan. Maksudnya, kertas kecil tersebut digunakan untuk isi tanggapan siswa, saya menginginkan siswa mengkreasikan hasil kerja kelompoknya. Saya ingin menanamkan pada siswa bahwa tidak setiap tugas kelompok itu membebani pikiran mereka, agar mereka bisa lebih kreatif.

Saya memberikan waktu 20 menit untuk mengerjakan. Selesai tidak selesai harap dikumpulkan, begitu bunyi pesan saya pada mereka. Tetapi, sepertinya waktu sedang tidak berpihak pada saya. Waktu yang disediakan hanyalah 60 menit, 30 menit untuk setiap satu jam pelajaran karena hari ini masih Ramadhan. Pemotongan waktu itu berpengaruh pada pembelajaran, saya kurang memperhitungkan waktu. Beberapa kelompok lama sekali mengerjakan tugasnya, mereka sangat protes dan bahkan ada beberapa yang memberikan tatapan sinisnya. Saya paham perasaan mereka, tapi walaubagaimanapun saya memberikan waktu yang sama pada setiap kelompok, saya tidak ingin pilih kasih. Makanya, tugasnya langsung saya ambil, selesai ataupun tidak, sesuai dengan kesepakatan.

Tahap selanjutnya setelah diskusi adalah mempresentasikannya di depan, lalu didiskusikan bersama. Rencana itupun gagal. Tepat ketika kelompok pertama maju, bel istirahat berbunyi. Saya putus asa karena ini merupakan penilaian kedua saya. Hal yang pertama muncul dalam pikiran saya adalah, bagaimana kabar nilai saya? Pikiran-pikiran negatif mulai bertebaran. Saya menatap wajah-wajah yang tidak bisa diajak kompromi di depan saya. Lalu, untuk refleksi saya bertanya sekuat yang saya bisa, “apa yang kalian dapatkan dari pelajaran hari ini kecuali ribut?” semua hening, saya mengulang pertanyaan yang sama dengan menahan isak, mencoba tegar. Beberapa menjawab, lalu saya memberitahu mereka alasan kenapa mereka tidak dapat menangkap isi laporan dengan baik. Mereka terlalu ramai, terlalu acuh dengan pelajaran.

Saya meninggalkan kelas dengan perasaan yang tidak karuan, menahan tangis. Padahal, apabila dibandingkan dengan kelas 8A, kelas ini jauh lebih baik. Saya pun menangis sesampainya di basecamp. Saya menangis bukan karena nilai saja, tetapi lebih karena kecewa karena menyimpan harapan terlalu besar pada kelas 8C. Saya pikir di kelas ini saya akan berhasil mengajar. Tapi ternyata saya salah, saya belum bisa sepenuhnya ‘memegang’ mereka. Jangankan untuk berlari, sekedar berjalan pun belum.

No comments:

Post a Comment

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip