Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Tuesday, September 17, 2013

Pertemuan Perdana

Assalamualaikuuuuuuuuuuum

Long time no see!
Selamat malam. Apa kabar hari ini? Ada yang tidak hadir? Ups, kebawa euforia mengajar. Hehe

Lama banget gak ngurusin blog. Biasanya gue berusaha untuk update satu bulan sekali, tapi ternyata keinginan hanyalah menjadi keinginan tanpa ada usaha. Halaah. Maklum, sekarang gue lagi praktik mengajar di sebuah SMP di kota Jogja. Gue mengajar kelas VIII. Konsekuensi mengajar kelas VIII adalah kita harus mengerti soal psikologi usia mereka yang berada di tengah-tengah jenjang SMP. Maksudnya begini, mereka merasa sok dewasa karena memiliki adik kelas, tapi belum terlalu memikirkan kedewasaan karena masih lama untuk menempuh waktu kelulusan.

Kali ini gue harus membuat jurnal refleksi. Apa itu jurnal refleksi? Itu seperti bagian dari evaluasi gue sebagai pengajar. So far, gue udah masuk kelas (baca: mengajar) sebanyak 23 peetemuan. Ada banyak banget kesan-kesan di dua kelas yang gue ampu. Karakter-karakter unik yang perlu ditaklukan dan diolah menjadi bahan yang berguna. *Apaseh. Oke, gue hari ini mau nge-share pengalaman pertama gue mengajar saja ya.


KELAS 8A, TANGGAL 22 JULI 2013

Senin di minggu keempat bulan Juli saya untuk pertama kalinya mengajar. Guru pembimbing meminta saya untuk mengajar di kelas 8A. Saya yang hanya mempersiapkan materi seadanya menjadi semakin gugup. Sejak awal guru pembimbing memang meminta saya untuk memilih KD sendiri, tetapi akan lebih baik apabila berurutan. Maka, saya manut untuk mengikuti urutan KD, saya tidak ingin merusak rencana awal guru pembimbing. SK pertama kelas 8A adalah tentang mendengarkan laporan. Saya merasa kesulitan untuk mencari media pembelajarannya. Saya tidak memiliki video ataupun audio untuk mendengarkan laporan. Hal tersebut menjadi kendala utama, karena hanya dengan menggunakan medialah, saya dapat mengalihkan perhatian siswa.

Setelah saya memaparkan materi mengenai alanilis laporan, yang tentu saja hanya beberapa siswa yang mendengarkan, hari itu secara terpaksa saya harus dua kali membacakan sebuah laporan. Dengan suara yang nyaris habis dan keadaan saya yang sedang berpuasa, saya berusaha sekeras mungkin mengalahkan suara siswa yang sesekali mengobrol.  Ini adalah sebuah tantangan. Namun ini, baru awal. Sangat awal pula untuk mempersembahkan kata “menyerah”. Selesai saya membacakan, seluruh siswa mengerjakan soal yang saya berikan. Mereka menyelesaikan tugas selama sepuluh menit, dan lima menit kemudian bel berbunyi. Kalau pada saat mikro dulu, saya selalu menggunakan pos komentar di akhir pembelajaran, tapi saya tidak menggunakannya untuk saat itu. Maka, sebagai gantinya saya bertanya langsung tentang pembelajaran yang saya sampaikan. Mereka dengan suara yang riuh ramai menjawab secara serentak “menyenangkan mbak”. Entah mereka benar-benar menikmati pembelajaran saya ataukah mereka ingin segera pulang karena kebetulan pelajaran bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran terakhir. Mereka, anak-anak kelas 8A yang ramai harus segera saya taklukan pada pembelajaran selanjutnya. Harus! 



No comments:

Post a Comment

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip