Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Thursday, October 6, 2011

Otobiografi

Otobiografi merupakan riwayat hidup pribadi yang ditulis oleh diri sendiri. Simpelnya itu menceritakan diri sendiri, sama halnya ketika menulis "about me" di jejaring sosial. Bedanya, otobiografi itu lebih panjang. Mungkin sebagian orang menganggap penulisan yang benar adalah Autobiografi, bukan otobiografi. Pada awalnya gue juga mengatakan autobiografi, tapi setelah penjelasan dosen yang menganalogikan dengan membandingkan kata yang benar antara "otomatis" atau "automatis", beliau (dosen gue) mengatakan bahwa hal itu pengaruh bahasa Inggris. Namun ketika gue lihat di KBBI, pada keyword otobiografi, gue malah disuruh lihat autobiografi. Yaah, bahasa Indoenesia terkadang memang tidak konsisten. Sekitar dua minggu yang lalu gue dapet tugas bikin otobiografi, dan ini hasil gue.


“Hidupku, jalanku”
Oleh: Rospita Nur Fazriah


Rospita Nur Fazriah adalah nama lengkap seorang mahasiswa perantauan dari kota hujan, Bogor yang kini sedang menempuh studi di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan Sast ra Indonesia. Gadis bertanggal lahir 24 Desember ini biasa disapa dengan nama Pipit atau Pita dan sangat enggan menoleh apabila dipanggil dengan sebutan “Ros”.


Biru adalah warna yang disukai Rospita sejak Sekolah Dasar sehingga isi kamar kos yang terletak di Jalan Flamboyan, gang Kana nomor 7 ini didominasi dengan warna biru. Surfing internet, menonton film, dan membaca novel adalah hobi dari anak pasangan bapak Iwan dan ibu Eneng. Berada di rumah yang beralamat di Jalan Siliwangi Jasinga Bogor itu adalah momen dan tempat yang Rospita sukai karena ia dapat menikmati masakan ibunya yang dianggap sebagai makanan favoritnya.
Empat belas tahun yang lalu ia mulai belajar di TK Bina Nusantara selama satu tahun dan melanjutkan sekolah di SDN Papanggungan pada tahun 1998, namun pada awal tahun 2000 menjadi siswa SDN Jasinga 1 karena pindah rumah. Pada tahun 2004 ia diterima di SMPN 1 Jasinga dan selama tiga tahun telah menunjukkan potensinya di bidang akademis dengan menduduki peringkat pertama. SMAN 1 Jasinga adalah tempat menimba ilmu Rospita pada tahun 2007 sampai 2010, meskipun prestasi dalam bidang akademisnya mengalami kemunduran, tetapi ia tetap lulus dengan hasil yang cukup baik.
Saat SMP ia mengikuti Organisasi Intra Sekolah (OSIS), berjabatan sekretaris 2 selama satu tahun sudah menjadi tanggung jawabnya. Broadcast adalah ekstrakulikuler yang diikuti Rospita saat SMA, ia menjadi sekrtaris pada organisasi di bawah naungan sekbid Apresiasi Seni (ASRI) tersebut. Keikutsertaannya dalam organisasi tersebut karena ia ingin merasakan menjadi penyiar dan melatih berbicara yang dapat didengar orang banyak. Ia sangat menikmati masa putih abu-abunya dengan beragam warna yang sulit ia lupakan.
Rospita termasuk orang yang moody dan sifat jeleknya ia bisa tidak menyukai seseorang tanpa sebab. Apabila anak kedua dari tiga bersaudara ini mood-nya sedang tidak baik, ia bisa bersikap sangat cuek kepada orang lain dan akhirnya internet adalah pelampiasannya. Menurut teman dekatnya ia termasuk orang yang gampang ‘down’ dan sangat sulit untuk bangkit apabila tidak ada motivasi yang cukup membangun.
Bagi Rospita pengalaman yang ia anggap menarik adalah ketika ia mengikuti olimpiade kimia pada tahun 2008 tingkat kabupaten dan ketika ia dapat berkumpul bersama keluarga selama liburan semester. Baginya keluarga adalah nomor satu yang berharga di dunia ini, karena ia selalu mendapat dukungan penuh oleh keluarga dalam langkah positifnya.
Motto hidup yang selama ini ia pegang adalah become the best better than become the winner. Ia memilih motto tersebut karena baginya pemenang bukan berarti bisa menjadi yang terbaik namun menjadi yang terbaik pastilah menjadi pemenang, sedangkan kalimat favorit gadis bergolongan darah B ini yaitu teman sejati adalah dirinya sendiri karena hanya dirinya sendiri yang ada ketika ia merasa sendiri. Hal yang paling membuatnya tertarik adalah ketika dapat membangkitkan arwah huruf tak berharga menjadi sesuatu yang teruntai menjadi struktur kalimat yang berharga.



Contoh yang gue buat menggunakan subjek orang pertama tunggal, karena gue gak nyaman pake subjek orang pertama, itu terkesan menyombongkan diri sendiri dan berasa gue lagi curhat ke dosen. Namun kebanyakan temen-temen gue menggunakan subjek "aku" atau "saya". Yaah, hidup adalah pilihan dan pilihan itu hak azasi.

No comments:

Post a Comment

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip