Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Friday, March 9, 2012

Teknik Membaca (ECOLA) dalam Membaca Novel


ECOLA (Extending Concept through Language Activities) dikembangkan oleh Smith-Burke (1982). Teknik ini mengintegrasikan 4 keterampilan bahasa, yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Teknik ini berguna untuk memaknai dan mengawasi atau mengevaluasi pemahaman siswa. Dalam hal ini, teknik ECOLA akan diaplikasikan pada keterampilan membaca karya sastra, yakni novel. Novel yang akan dibahasa adalah Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.


   A. Tahap-tahap teknik ECOLA
1. Menentukan Tujuan yang Komunikatif
Tahap pertama adalah sebelum membaca novel, diharuskan terlebih dahulu untuk
menentukan tujuan dari membaca. Tujuan saya membaca buku ini adalah untuk mengetahui filosofi dari “daun yang jatuh tak pernah membenci angin”, serta menyelami nilai-nilai kehidupan dalam novel sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan pribadi.

2. Membaca dalam Hati
Pada tahap ini, pembaca harus memiliki kesadaran menemukan ide-ide bacaan yang selaras dengan tujuan membaca. Tentu saja ide-ide bacaan ini didasarkan pada latar belakang pengetahuan pembaca tentang hal yang berkaitan dengan novel yang akan dibaca.

3. Mewujudkan Pemahaman Melalui Aktivitas Menulis
Tania kecil hidup bersama adik dan ibunya dalam rumah kardus di kawasan kumuh. Ayahnya meninggal, Tania putus sekolah dan akhirnya bekerja sebagai pengamen bersama adiknya di jalanan. Selama tiga tahun keluarga mereka hidup dalam kesusahan hingga pada akhirnya malaikat itu datang merubah nasib keluarga itu. Malaikat yang dikirim Tuhan melalui seorang lelaki berusia dua puluh lima tahunan yang Tania dan adiknya, Dede panggil Om Danar. Sejak kedatangan malaikat itu Tania dan Dede kembali bersekolah, bahkan Tania mampu mendapatkan beasiswa untuk meneruskan SMP dan SMA di Singapura dan itu berkat bantuan malaikat terebut.
Saat ibunya meninggal, Tania dan Dede tidak bisa mengikhlaskannya. Namun Danar mampu membuat mereka paham dengan filosofi bahwa daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Seiring dengan bertambahnya kedewasaan Tania, ia pun paham akan makna tersebut. Karena kebaikan hati lelaki tersebut, Tania berjanji pada dirinya bahwa ia akan menuruti apa yang Danar katakan, bahkan sebelum ibunya meninggal Tania diberi pesan bahwa ia tidak boleh menangis kecuali atas alasan Danar.
Rasa yang Tania pendam sejak kecil terhadap malaikat penolongnya semakin membesar. Cemburu mengetuk hatinya ketika sosok Kak Ratna hadir dalam kehidupan mereka, namun Tania tetap tidak bisa menghapus rasa yang tak biasa itu dari hatinya.
Menginjak kelulusan SMA, tepatnya setelah graduation day Tania benar-benar frustasi ketika mengetahui bahwa malaikatnya menikah dengan Kak Ratna, orang selama ini ia cemburui. Tania menutup diri dari kehidupan Danar, bahkan Tania tidak hadir di acara penting Danar dan Ratna meskipun Ratna telah membujuk Tania dengan berbagai macam cara, termasuk hadir langsung ke Singapura. Keputusan Tania tersebut ternyata membawa pengaruh besar bagi Danar.
Setelah menikah, Danar tidak memperlakukan Ratna sebagaimana seorang suami kepada istrinya. Selama itu pula, Ratna hanya mengeluhkan semuanya pada Tania lewat email yang juga tak mendapat tanggapan dari Tania. Hingga pada email terakhir Ratna yang mengatakan bahwa ia ingin pergi sejenak dari rumah, Tania pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta, ia langsung bertanya pada Dede. Dede menunjukkan sesuatu kepada Tania, yaitu novel Danar yang belum selesai. Dari situ, Tania tahu bahwa selama ini Danar sering berkunjung ke rumah kardusnya dulu saat Danar merindukan Tania. Mereka pun mulai berbincang-bincang tentang apa yang terjadi sebenarnya.
Tania terus mendesak Danar agar Danar mau mengakui tentang perasaannya selama ini, tentang kalung yang istimewa itu. Tania hanya membutuhkan kejelasan atas apa yang terjadi. Apabila Dede tidak mengatakan semuanya, pastilah Tania tidak akan sebegitu penasarannya. Namun pertanyaan dan pernyataan yang Tania lontarkan tak sedikitpun yang digubris Danar. Danar hanya diam, membisu, terpaku, hingga akhirnya Tania memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan takkan pernah kembali lagi.

4.      Menulis dan Membandingkan
Sebelum menginjak tahap ini, pembaca diharuskan mengadakan diskusi bersama agar tidak terpaku pada satu pendapat saja. Karena dengan adanya diskusi, memungkinkan adanya interpretasi-interpretasi baru sehingga menambah wawasan pembaca. Dari berbagai macam interpretasi, pembaca diajak untuk menarik satu kesimpulan tentang novel yang sedang dibaca. Selanjutnya, kesimpulan yang diperoleh ini akan menjadi kesimpulan akhir dan merupakan perpaduan dari berbagai macam interpretasi.


B.     Apresiasi Terhadap Novel
1.      Tokoh idola
Dalam novel ini saya menyukai tokoh Tania yang memiliki sifat pekerja keras, ia rela putus sekolah demi bekerja untuk menghidupi keluarganya. Ia adalah sosok gadis penurut, ia selalu menuruti apa yang disuruh atau disarankan oleh Danar karena ia percaya bahwa Danar selalu memberikannya yang terbaik. Tania hanyalah gadis kecil yang memiliki perasaan aneh kepada orang yang telah dianggap sebagai kakak sekaligus ayahnya, dan itu tidaklah mudah. Menyembunyikan perasaan cinta bukan hal yang tabu, karena ketika cinta bertepuk sebelah tangan konsekuensinya adalah patah hati. Namun saya salut ketika di akhir cerita, Tania mampu mengutarakan semuanya hingga membuat Danar tak mampu mengatakan apapun. Serta keberanian Tania untuk mengambil sikap meninggalkan Jakarta dan membawa barang-barang masa lalunya dan takkan pernah kembali.

2.      Aktualisasi Terhadap Kehidupan Pribadi
Setelah membaca novel tersebut, saya mengerti arti keikhlasan menerima takdir melalui filosofi “daun yang jatuh tak pernah membenci angin.” Dalam novel disebutkan bahwa “daun yang jatuh tak pernah membenci angin..
Dia jatuh begitu saja, tak melawan..mengikhlaskan semuanya.” Melalui sikap gigih Tania, saya belajar bahwa jika kita memiliki keinginan yang kuat, pastilah akan mendapatkan apa yang kita dapatkan. Danar yang selalu memotivasi Tania juga  memperlihatkan betapa kekuatan motivasi itu begitu berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang. Selain itu, apabila dilihat dari kacamata kisah cintanya. Saya ingin seperti Tania yang bisa mengambil sikap ketika harus melupakan seseorang, haruslah dengan keputusan yang tidak setengah-setengah. Namun sayangnya, saya tidak akan setega itu meninggalkan adik saya seperti Tania. Sosok Tania cukup mengajarkan saya beberapa nilai kehidupan untuk saya terapkan sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

1 comment:

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip