ECOLA
(Extending Concept through Language Activities) dikembangkan oleh Smith-Burke
(1982). Teknik ini mengintegrasikan 4 keterampilan bahasa, yaitu membaca,
menulis, menyimak, dan berbicara. Teknik ini berguna untuk memaknai dan
mengawasi atau mengevaluasi pemahaman siswa. Dalam hal ini, teknik ECOLA akan
diaplikasikan pada keterampilan membaca karya sastra, yakni novel. Novel yang akan dibahasa adalah Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.
A. Tahap-tahap teknik ECOLA
1. Menentukan
Tujuan yang Komunikatif
Tahap
pertama adalah sebelum membaca novel, diharuskan terlebih dahulu untuk
menentukan tujuan dari membaca. Tujuan saya membaca buku ini adalah untuk mengetahui filosofi dari “daun yang jatuh tak pernah membenci angin”, serta menyelami nilai-nilai kehidupan dalam novel sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan pribadi.
menentukan tujuan dari membaca. Tujuan saya membaca buku ini adalah untuk mengetahui filosofi dari “daun yang jatuh tak pernah membenci angin”, serta menyelami nilai-nilai kehidupan dalam novel sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan pribadi.
2. Membaca
dalam Hati
Pada
tahap ini, pembaca harus memiliki kesadaran menemukan ide-ide bacaan yang
selaras dengan tujuan membaca. Tentu saja ide-ide bacaan ini didasarkan pada
latar belakang pengetahuan pembaca tentang hal yang berkaitan dengan novel yang
akan dibaca.
3. Mewujudkan
Pemahaman Melalui Aktivitas Menulis
Tania
kecil hidup bersama adik dan ibunya dalam rumah kardus di kawasan kumuh.
Ayahnya meninggal, Tania putus sekolah dan akhirnya bekerja sebagai pengamen
bersama adiknya di jalanan. Selama tiga tahun keluarga mereka hidup dalam kesusahan
hingga pada akhirnya malaikat itu datang merubah nasib keluarga itu. Malaikat
yang dikirim Tuhan melalui seorang lelaki berusia dua puluh lima tahunan yang
Tania dan adiknya, Dede panggil Om Danar. Sejak kedatangan malaikat itu Tania
dan Dede kembali bersekolah, bahkan Tania mampu mendapatkan beasiswa untuk
meneruskan SMP dan SMA di Singapura dan itu berkat bantuan malaikat terebut.
Saat
ibunya meninggal, Tania dan Dede tidak bisa mengikhlaskannya. Namun Danar mampu
membuat mereka paham dengan filosofi bahwa daun yang jatuh tak pernah membenci
angin. Seiring dengan bertambahnya kedewasaan Tania, ia pun paham akan makna
tersebut. Karena kebaikan hati lelaki tersebut, Tania berjanji pada dirinya
bahwa ia akan menuruti apa yang Danar katakan, bahkan sebelum ibunya meninggal
Tania diberi pesan bahwa ia tidak boleh menangis kecuali atas alasan Danar.
Rasa
yang Tania pendam sejak kecil terhadap malaikat penolongnya semakin membesar.
Cemburu mengetuk hatinya ketika sosok Kak Ratna hadir dalam kehidupan mereka,
namun Tania tetap tidak bisa menghapus rasa yang tak biasa itu dari hatinya.
Menginjak
kelulusan SMA, tepatnya setelah graduation
day Tania benar-benar frustasi ketika mengetahui bahwa malaikatnya menikah
dengan Kak Ratna, orang selama ini ia cemburui. Tania menutup diri dari
kehidupan Danar, bahkan Tania tidak hadir di acara penting Danar dan Ratna
meskipun Ratna telah membujuk Tania dengan berbagai macam cara, termasuk hadir
langsung ke Singapura. Keputusan Tania tersebut ternyata membawa pengaruh besar
bagi Danar.
Setelah
menikah, Danar tidak memperlakukan Ratna sebagaimana seorang suami kepada
istrinya. Selama itu pula, Ratna hanya mengeluhkan semuanya pada Tania lewat
email yang juga tak mendapat tanggapan dari Tania. Hingga pada email terakhir
Ratna yang mengatakan bahwa ia ingin pergi sejenak dari rumah, Tania pun
akhirnya memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Setibanya
di Jakarta, ia langsung bertanya pada Dede. Dede menunjukkan sesuatu kepada
Tania, yaitu novel Danar yang belum selesai. Dari situ, Tania tahu bahwa selama
ini Danar sering berkunjung ke rumah kardusnya dulu saat Danar merindukan
Tania. Mereka pun mulai berbincang-bincang tentang apa yang terjadi sebenarnya.
Tania
terus mendesak Danar agar Danar mau mengakui tentang perasaannya selama ini,
tentang kalung yang istimewa itu. Tania hanya membutuhkan kejelasan atas apa
yang terjadi. Apabila Dede tidak mengatakan semuanya, pastilah Tania tidak akan
sebegitu penasarannya. Namun pertanyaan dan pernyataan yang Tania lontarkan tak
sedikitpun yang digubris Danar. Danar hanya diam, membisu, terpaku, hingga
akhirnya Tania memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan takkan pernah kembali
lagi.
4.
Menulis
dan Membandingkan
Sebelum
menginjak tahap ini, pembaca diharuskan mengadakan diskusi bersama agar tidak
terpaku pada satu pendapat saja. Karena dengan adanya diskusi, memungkinkan
adanya interpretasi-interpretasi baru sehingga menambah wawasan pembaca. Dari
berbagai macam interpretasi, pembaca diajak untuk menarik satu kesimpulan
tentang novel yang sedang dibaca. Selanjutnya, kesimpulan yang diperoleh ini
akan menjadi kesimpulan akhir dan merupakan perpaduan dari berbagai macam interpretasi.
B.
Apresiasi Terhadap Novel
1.
Tokoh
idola
Dalam
novel ini saya menyukai tokoh Tania yang memiliki sifat pekerja keras, ia rela
putus sekolah demi bekerja untuk menghidupi keluarganya. Ia adalah sosok gadis penurut,
ia selalu menuruti apa yang disuruh atau disarankan oleh Danar karena ia
percaya bahwa Danar selalu memberikannya yang terbaik. Tania hanyalah gadis
kecil yang memiliki perasaan aneh kepada orang yang telah dianggap sebagai
kakak sekaligus ayahnya, dan itu tidaklah mudah. Menyembunyikan perasaan cinta
bukan hal yang tabu, karena ketika cinta bertepuk sebelah tangan konsekuensinya
adalah patah hati. Namun saya salut ketika di akhir cerita, Tania mampu
mengutarakan semuanya hingga membuat Danar tak mampu mengatakan apapun. Serta
keberanian Tania untuk mengambil sikap meninggalkan Jakarta dan membawa
barang-barang masa lalunya dan takkan pernah kembali.
2.
Aktualisasi
Terhadap Kehidupan Pribadi
Setelah
membaca novel tersebut, saya mengerti arti keikhlasan menerima takdir melalui
filosofi “daun yang jatuh tak pernah membenci angin.” Dalam novel disebutkan
bahwa “daun yang jatuh tak pernah membenci angin..
Dia jatuh begitu saja, tak melawan..mengikhlaskan semuanya.” Melalui sikap gigih Tania, saya belajar bahwa jika kita memiliki keinginan yang kuat, pastilah akan mendapatkan apa yang kita dapatkan. Danar yang selalu memotivasi Tania juga memperlihatkan betapa kekuatan motivasi itu begitu berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang. Selain itu, apabila dilihat dari kacamata kisah cintanya. Saya ingin seperti Tania yang bisa mengambil sikap ketika harus melupakan seseorang, haruslah dengan keputusan yang tidak setengah-setengah. Namun sayangnya, saya tidak akan setega itu meninggalkan adik saya seperti Tania. Sosok Tania cukup mengajarkan saya beberapa nilai kehidupan untuk saya terapkan sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.
Dia jatuh begitu saja, tak melawan..mengikhlaskan semuanya.” Melalui sikap gigih Tania, saya belajar bahwa jika kita memiliki keinginan yang kuat, pastilah akan mendapatkan apa yang kita dapatkan. Danar yang selalu memotivasi Tania juga memperlihatkan betapa kekuatan motivasi itu begitu berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang. Selain itu, apabila dilihat dari kacamata kisah cintanya. Saya ingin seperti Tania yang bisa mengambil sikap ketika harus melupakan seseorang, haruslah dengan keputusan yang tidak setengah-setengah. Namun sayangnya, saya tidak akan setega itu meninggalkan adik saya seperti Tania. Sosok Tania cukup mengajarkan saya beberapa nilai kehidupan untuk saya terapkan sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.
baru tau nih gan, makasih share nya
ReplyDelete