Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Thursday, March 8, 2012

Kesempatan yang Hilang



Apakah kau masih orang yang sama dengan yang aku kenal lima tahun silam? Apakah kau masih orang yang sama dengan lelaki kurus dan tinggi yang selalu kulihat di depan kelas? Apakah kau masih orang yang sama dengan si pintar dari kelas X.3? Apakah kau masih orang yang sama dengan cinta pertamaku?

“Aku adalah orang yang sama, tapi rasa itu yang berbeda.” Ucapnya pelan.
“Kenapa?”

Aku tertunduk saat kamu pergi begitu saja. Kamu hanya datang untuk mengatakan itu. Kamu hanya menjawab pertanyaan dengan kebingungan yang semakin besar. Hanya kalimat itu. Tetes air mata jatuh seiring dengan langit meneteskan air matanya di atas rambut sebahuku.


Apakah kamu masih ingat ketika menyaksikan hujan di depan kelas aquarium? Apakah kamu masih akan berkata hal yang sama lewat teks message ketika aku tengah terlelap? Apakah kamu masih ingat ketika aku tak memaafkanmu kamu mengancamku untuk bunuh diri sehingga aku langsung memaafkanmu?

Aku tersenyum kecil. Bagai orang gila aku mulai tertawa di tengah hujan. Menertawakan hidupku dan betapa childish-nya kita dulu. Kamu hanya sekali menolehkan kepalamu ke belakang. Hanya sekali. Tapi itu menumbuhkan sebuah harapan padaku. Tidak. Kamu menoleh bukan untuk memberikan harapan, tapi untuk salam perpisahan.

Ketika kamu telah benar-benar menghilang, aku mengambil cermin kecil dari tas kecilku dan membantingnya. Kuambil kepingannya untuk menyayat nadi agar kamu berbalik untuk mengatakan hal yang selama ini aku lakukan untukmu. Namun ketika kepingan itu tepat akan menyayat nadi, dia mendekap punggungku. Tangisku pecah. Dia menarik tanganku untuk berteduh. “Jangan pernah kau sia-siakan hidupmu hanya untuk lelaki seperti itu. Lihatlah aku. Seberapa jauh kau pergi dan selama kau kurung hatimu itu tidak akan berpengaruh besar untuknya.”

Aku terdiam. Kutatap matanya yang tajam. Seperti terhipnotis, aku menemukan sebuah keyakinan disana. Dia memelukku lagi. Aku bisa mendengar detak jantungnya sekarang. Seirama dengan detak jantungku.

Empat tahun kemudian aku dan dia terikat dengan ikatan yang lebih serius. Seperti terpercik api, aku merasakan hal yang berbeda ketika sebuah kartu datang ke rumah. Disana tertulis dengan indah nama lengkap yang selama ini aku ingat dengan gelar akademiknya dan dibawahnya sebuah nama asing dengan gelar akademik yang sama. Foto yang serasi dengan senyum bahagia. Tanggal yang aku target sembilan tahun yang lalu. Ternyata impian itu hanya sebuah impian.


“Kau sudah punya kesempatan dan kau gagal. Kau tidak bisa hidup di masa lalu. Hadapilah, kau hanya melukai hatimu sendri.”
-Patrick to spongebob-


that's me
@Rospita_NF

2 comments:

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip