Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Wednesday, April 4, 2012

Nasehat Sang Nasi

Di sebuah rumah tinggalah seorang anak laki-laki bernama Rio. Rio memiliki tubuh yang kurus dan berambut agak keriting. Ia selalu membuat ayah dan ibunya kesal karena suka membuang-buang makanannya. Alasan ia membuangnya karena ia merasa masakan ibunya tidak sesuai dengan lidahnya. Tidak jarang nasi dan lauk harus menjadi penghuni tempat sampah. Sudah berulang kali Rio dimarahi oleh ayahnya karena ulahnya itu.
“Rio kenapa kamu suka membuang makananmu?” Tegur sang ayah.
“Sayurnya tidak enak, yah. Rasa perkedelnya juga aneh, nasi apalagi ya, keras begitu. Rio gak suka.” Jawab Rio ketus.
Beribu macam alasan ia keluarkan sebagai pembelaan atas pertanyaan ayahnya yang sudah ribuan kali ditanyakan.
“Lantas kamu mau makan apa nak?” bujuk sang ibu.
“Aku cuma mau makan coklat dan es krim.” Lalu Rio lari ke kamar dan mengunci pintu. Ia takkan membuka pintu sebelum orang tuanya datang membawa coklat dan es krim.
Keesokan harinya, ibu Rio menyiapkan sebuah kotak makanan berisi roti bakar coklat. Hari itu Rio melewatkan sarapannya karena tidak suka dengan nasi goreng. Setiap hari, Rio pergi sekolah mengendarai sepeda. Ketika selesai mengenakan sepatu, ia langsung mengayuh sepeda kencang-kencang karena hampir terlambat.
Setiap istirahat, Rio pergi ke samping sekolah untuk bertemu dengan Billy. Billy adalah seekor anak anjing yang sudah sebulan ini ada di sekolahnya. Rio mengeluarkan kotak makan siangnya untuk diberikan pada Billy. Begitulah rutinitas Rio selama dua minggu terakhir. Setelah bertemu Billy, Rio akan langsung berlari ke kantin dan membeli bakso.
Pada suatu malam Rio bermimpi bertemu dengan orang-orang yang berada di sebuah perkampungan kumuh. Dalam mimpinya, ia bertemu dengan seorang anak seusianya yang mengais-ngais tong sampah. Lalu, ia pun menegurnya.
“Apa yang kau cari sobat?” Tanya Rio.
“Tentu saja makanan, tidakkah kau lihat ini sudah jam makan siang?” Jawab anak itu.
“Kenapa harus mencari makan di tempat sampah?” Rio memasang wajah herannya.
“Karena aku hanya orang miskin yang tak mampu membeli makanan, jadi hanya makanan sisa yang dapat aku dapatkan dan aku bersyukur akan hal itu.” Ucap anak kecil itu sambil berlalu.
Rio kembali mengamati desa itu, disana memang ia hanya menemukan orang-orang yang berbaju compang-camping dan meraung kelaparan. Setelah lama berjalan, ia menemukan sebuah rumah mewah yang bersinar seperti mutiara dalam laut. Ia mengintip ruang makan rumah itu, disana banyak makanan. Tetapi ia terkejut karena penghuni rumah tersebut hanya memakannya sedikit, lalu makanan sisa itu dibuang ke tempat sampah.
Rio merasa geram terhadap penghuni rumah tesebut karena teringat anak laki-laki dan orang-orang kelaparan yang tadi ditemuinya. Ia membayangkan bahwa anak laki-laki dan orang-orang tersebut pasti akan senang apabila berada dalam ruang makan tadi.
Setelah beberapa menit, Rio menghampiri tempat sampah tersebut karena ia mendengar suara tangisan seseorang. Ternyata itu adalah tangisan sebuah nasi yang melekat pada dinding tempat sampah.
“Kenapa kau menangis nasi?” Tanya Rio penasaran.
“Karena aku dibuang. Mereka sungguh tidak mensyukuri nikmat Tuhan.” Ucap nasi sambil terisak.
Nikmat Tuhan?” Tanya Rio lagi.
Nasi mengangguk, “tidakkah kau tahu bahwa aku nikmat Tuhan yang diciptakan melalui petani yang bekerja keras?” Nasi menatap Rio, “apakah kau tahu betapa panjangnya proses untuk menjadikanku sebagai makanan?” Lanjut sang nasi.
Rio menggeleng. “Baiklah akan aku ceritakan.” Kata sang nasi mantap.
“Aku berasal dari tanaman bernama padi, aku ditanam oleh petani selama kurang lebih empat bulan. Pada mulanya penyiapan bibit padi, lalu penyiapan lahan sawah, penanaman padi, pemeliharaan, dan terakhir adalah panen. Petani begitu ulet merawat kami agar panen dengan kualitas yang bagus. Setelah itu, kami dijual ke warung atau pasar. Dan saat ibumu memasakku, itu juga membutuhkan waktu dan keuletan. Proses itu tidak mudah, kamu harus mengerti dan menghargai itu.”
“Apakah orang yang membuang nasi itu akan dihukum?” Tanya Rio gelagapan.
Nasi pun mengangguk, “tentu saja, Dewi Sri akan marah dan akan memberikan hukuman yang masih dirahasiakan.” Jelas sang nasi.
“Siapa itu Dewi Sri?”
“Kamu tidak tahu Dewi Sri? Dewi Sri adalah dewi pertanian yang membantu dalam proses penanaman padi. Dewi Sri akan menjaga padi selama proses penanaman itu, namun apabila musim penghujan atau kemarau yang terlampau lama, para petani akan segera menyiapkan antisipasinya.” Jelas sang nasi panjang lebar.
Beberapa saat kemudian, Rio terbangun karena sinar matahari telah muncul dari ufuk Timur. Meski hari itu hari minggu, Rio segera beranjak dan menuju kamar mandi. Setelah itu Rio menuju ruang makan untuk sarapan.
Sejak  kedatangan mimpinya semalam, ia berjanji tidak akan membuang-buang makanan dan akan menghargai setiap makanan yang disiapkan ibunya.



That's Me
@Rospita_NF

2 comments:

  1. Rio, di SD gua, anak kelas 2 yg bandel bgt.
    suka loncat", jalan", komentar" melulu, berisik, sering ke WC.. tapi cerdas dan aktif. jd galau, deh gurunya.
    so, nama Rio, knp tingkahnya aneh-aneh??

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf ya Al, gue belom baca cerpennya :D tp pasti gue baca kok..hehe

      kesimpulan: JANGAN PUNYA ANAK BERNAMA RIO!

      Delete

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip