Pages

Search Upil on This Blog

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Sunday, April 29, 2012

Sajak-sajak Sepatu Tua

sumber gambar
Seorang maestro seni Indonesia, WS Rendra mengumpulkan 38 puisinya menjadi sebuah buku dengan judul Sajak-sajak Sepatu Tua yang bukunya diterbitkan oleh Pustaka Jaya pada sekitar tahun70-an. Secara umum kumpulan puisi ini dengan jelas memberikan gambaran gamblang tentang dunia Rendra yang di Indonesia merupakan suatu dunia unik yang selalu menarik perhatian. Kumpulan puisi ini terbagi atas dua bagian dan satu kumpulan puisi berjudul Masmur Mawar, bagian pertama memuat sepuluh puisi, bagian kedua memuat tigabelas puisi, sedangkan kumpulan puisi Masmur Mawar memuat limabelas puisi. Masing-masing bagian memiliki benang merah yang berbeda. 

Pengalaman Rendra yang pergi ke berbagai lokasi di luar negeri terangkum dalam bagian pertama buku ini, yakni pribadinya disana termuat dalam sepuluh puisinya. Di bagian pertama tersebut terlihat benang merah yakni mengenai sebuah perenungan dan introspeksi diri atas segala dosa yang diperbuatnya. 

Pada bagian kedua, Rendra merangkum perjalanannya di Indonesia, yakni di daerah-daerah yang berhubungan dengan masa silamnya. Seperti yang terangkum dalam puisi Rumah Pak Karto dan Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo Rendra seperti menarik pembaca untuk melihat kenangan kanak-kanakknya dulu. Sedangkan puisi yang berjudul Jalan Sagan 9, Yogya adalah puisi romantis tentang dirinya dan seorang perempuan yang dikasihinya. Sedangkan ada satu puisi yang agak sulit dipahami, yakni A Landscape For Dear Victor. 

Masmur Mawar adalah judul kumpulan puisi yang memuat tentang sisi religius dari Rendra. Secara subjektif, limabelas puisi Rendra ini cukup menarik perhatian saya karna itu cukup membingungkan dan membuat saya bertanya apakah saat itu Rendra muslim atau nasrani. Dua puisinya yang berjudul Tobat dan Datanglah Pada Allah menarik saya untuk menyimpulkan saat Rendra berkeimanan muslim baru. Sedangkan puisi unik yang berbentuk tanya jawab seorang hamba dengan Tuhannya dengan judul Litani Domba Kudus menunjukkan bahwa Rendra belum memeluk Islam. Namun lepas dari itu semua, di akhir kumpulan puisi ini ada satu puisi yang menjadi puisi penutup, yakni Sajak Seorang Tua untuk Istrinya. Dalam puisi tesebut Rendra menunjukkan sebuah makna hidup secara positif.

No comments:

Post a Comment

Silahkan comment UPIL gue dengan kaidah yang baik, tidak OOT, tidak vulgar dan tidak menyinggung SARA. ^^b #okesip